"Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh .....Selamat Datang di website Penyuluh Agama Islam Fungsional Kabupaten Sleman"

15 Mei 2011

Kiat Merasa Nikmat di Dunia Kepenyuluhan

Oleh: Surahmat
(PAIF Kecamatan Cangkringan)

BAB I
PENDAHULUAN

Menjadi penyuluh mungkin mudah, tapi menikmati tugas sebagai penyuluh yang baik tentulah tidak bisa dianggap enteng. Banyak hal yang perlu ditata, dari sekedar keinginan, motivasi, idealisme, kedisiplinan, sifat amanah sampai dengan kesadaran sebagai seorang da’i di jalan Allah. Serangkaian persoalan ini, untuk membahasnya saja, memerlukan ruang dan waktu yang tersendiri. Namun setidaknya, menikmati tugas sebagai penyuluh yang baik dapat dimulai dari kiat-kiat sederhana dan realistis, artinya tidak terlalu jlimet dan dapat dilaksanakan sesuai dengan realitas pekerjaan penyuluh.
Sederhana dan realistis merupakan dua sifat kunci yang dapat mempermudah persoalan penting dari seorang penyuluh, bahkan keduanya mencerminkan kepribadian yang ilmiah dan matang. Sebaliknya, sifat sok ilmiah dan muluk-muluk lebih banyak membuat yang sederhana menjadi rumit dan yang rumit justru semakin membingungkan. Oleh karena itu, maka butir-butir kiat yang terurai dalam pembahasan makalah ini lebih diarahkan untuk mudah dilaksanakan oleh setiap penyuluh dan lebih dari untuk membantunya dalam menikmati tugasnya sebagai seorang penyuluh yang baik.
Berdasarkan uraian tersebut timbul permasalahan, kiat yang bagaimanakah itu. Maka pembahasan berikut ini akan menjabarkannya.

BAB II
PEMBAHASAN

Idealnya, menjadi penyuluh yang baik sudah dimulai oleh seorang PNS sejak ia belum menjadi CPNS atau bahkan sebelum ia menjadi CPNS. Artinya, keinginan tersebut sudah menjadi ’azam sejak dini. Hanya saja bagi setiap orang munculnya ’azam itu tidak sama, ada yang dini, ada yang belakangan, ada pula yang agak terlambat. Namun dalam konteks perbaikan diri atau ingin menjadi yang baik, maka istilah terlambat tidak perlu dibesar-besarkan. Terlepas dari kapan munculnya ’azam tersebut, bagi seseorang yang sudah ”terlanjur” menjadi penyuluh, baik yang CPNS maupun PNS, maka keinginan menjadi penyuluh yang baik dan merasa nikmat menjalani ”hidup” di dunia kepenyuluhan tetaplah menjadi sebuah kenyataan, rela ataupun terpaksa. Sampai di sini, pembahasan berikut ini akan menyodorkan kiat-kiat penting bagi setiap penyuluh, baik yang CPNS maupun PNS.

A. Penyuluh Itu Tidak Sama Dengan Da’i dan Muballigh
Penegasan semacam ini menjadi penting sebelum kita bicara soal penyuluh dan kiat-kiatnya. Sebab kerancuan dalam membedakan ketiganya seringkali membuat seorang penyuluh kehilangan mentalitas dan kualitasnya sebagai penyuluh. Sebagai contoh kecil, seorang da’i atau muballigh boleh saja mempunyai misi da’wah / tabligh sesuai dengan madzhabnya dan ia tak perlu membuat administrasi di belakang meja sebelum dan sesudah berda’wah / bertabligh, tapi seorang penyuluh harus lebih bil-hikmah ketimbang da’i atau muballigh dan yang pasti wajib membuat administrasi penyuluhan.
Namun sayangnya, istilah penyuluh agama sebagai sebuah profesi masih belum sepopuler da'i atau muballigh. Maklum saja, sebab kelahiran formasi penyuluh agama di negeri ini tergolong baru , terutama jika dibandingkan dengan formasi lain semisal guru atau dokter. Bahkan ada yang beranggapan antara muballigh, da'i dan penyuluh agama itu tak ada bedanya, padahal ketiganya mempunyai persamaan dan perbedaan yang mendasar.
Persamaannya, ketiganya sama-sama mengemban amanah Allah SWT dalam menyampaikan ajaran agama Islam. Sedangkan perbedaannya terletak pada formalitas atau legalitasnya. Muballigh dan da'i bisa diemban oleh setiap muslim, apapun latar belakang dan profesinya, baik PNS maupun swasta. Sedangkan penyuluh agama hanya bisa diemban oleh seorang PNS dengan kualifikasi dan kompetensi tertentu. Dalam hal ini penyuluh agama adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan melalui bahasa agama. Lebih khusus lagi, penyuluh agama tidak selalu identik dengan muballigh atau da'i, sebab jabatan fungsional ini tidak hanya diembankan untuk membina umat dari satu agama tertentu saja melainkan seluruh agama yang diakui eksistensinya di Republik Indonesia. Jelasnya, di samping penyuluh untuk agama Islam ada juga penyuluh-penyuluh untuk agama : Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.
Selain itu istilah penyuluhan, tepatnya penyuluhan agama Islam, belum sepopuler istilah pengajian. Mungkin karena selama ini para penyuluh cenderung menerapkan metode ceramah atau pengajian ketimbang metode lain, misalnya metode : simulasi, diskusi, peragaan, kerja kelompok, role playing , latihan atau lainnya.
Begitulah, eksistensi jabatan fungsional penyuluh agama memang masih harus terus dimasyarakatkan. Namun terlepas dari semua itu, yang paling penting bagi kita adalah melaksanakan tugas pokok sebagai penyuluh agama Islam, yakni melakukan dan mengembangkan kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan melalui bahasa agama . Tidak terlalu prinsip untuk membiasakan masyarakat menyebut kegiatan ini dengan istilah penyuluhan ataukah pengajian. Tidak terlalu prinsip apakah mereka memanggilku dengan sebutan Pak Penyuluh ataukah Pak Ustadz, Pak Kiyai, atau hanya menyebut nama kita, Pak Anu atau Bu Ani, Mas Ono atau Mbak Oni. Yang penting mereka mengikuti ceramah kita, termotivasi melaksanakan isinya. Hanya saja, sebagai penyuluh yang baik tetap penting memperjuangkan eksistensi penyuluh dan kepenyuluhan di masyarakat.

B. Kiat menjadi Penyuluh : Ketika Masih CPNS
1. Targetkan dan fokuskan Anda segera menjadi PNS. Proaktif mencari informasi dan peluang yang memperlancar jalan Anda meniti target. Waspadai dan hindari banyak rencana ataupun situasi tertentu yang melenakan, menunda atau bahkan menghambat Anda dari target tersebut. Fahamilah bahwa Anda perlu mengendalikan idealisme Anda yang mungkin meledak-ledak. Jika terpaksa, lebih baik Anda mengalah daripada tampak gagah tapi gagal menjadi PNS. Ingat, CPNS itu adalah Calon PNS, ada kemungkinan tidak jadi.
2. Mencari banyak tahu tentang Tupoksi seorang PNS sebagai bekal acuan ketika kelak menjadi PNS, yakinilah itu sebagai pemanasan sebelum Anda terjun langsung ke lapangan sebenarnya.
3. Lakukan pengenalan dan pendekatan wilayah, baik secara personal, instansial, geografis, kependudukan, keagamaan, maupun aspek lain dan buatlah data menurut filing Anda, atau menurut format-format tertentu yang sudah Anda ketahui. Yang pasti Anda harus mempunyai gudang data, artinya sejak hari pertama menginjakkan kaki di wilayah penyuluhan Anda harus mulai rajin mencatat data apapun. Ingat, tak ada data yang tidak penting. Hal ini penting untuk memperlancar tugas Anda ke depan, baik tugas operasional di lapangan, maupun tugas administratif di belakang meja.

C. Kiat menjadi Penyuluh : Ketika Menjadi PNS
1. Pastikan Anda telah memiliki SK PNS dan Kartu Pegawai (Karpeg), sebab dua hal ini selalu dibutuhkan saat Anda mengajukan PAK
2. Lakukan Identifikasi Potensi Wilayah, manfaatkan gudang data yang Anda miliki dan lengkapi dengan berbagai pendataan berikutnya
3. Buatlah daftar kelompok binaan dengan melakukan pertimbangan :
a. Kemampuan Anda melakukan pembiaan secara rutin, sehingga Anda dapat segera menentukan jumlah kelompok dan frekwenhsinya. Ingat, penyluhan yang kita lakukan tidak hanya satu atau dua bulan tapi sepanjang waktu, dan tak selamanya kondisi fisik dan non fisik kita selalu prima.Jadi jangan pernah terlalu PD untuk mengatakan saya pasti mampu. :
b. Penyuluhan adalah pelayanan masyarakat, maka jangan pernah berfikir untuk dilayani, dihormati, dielu-elukan, popular dan sebagainya. Berfikirlah bagaimana melakukan pelayanan yang prima, amanah, bil-hikmah dan sebagainya, maka dengan begitu kita akan merasa sukses. Adapun soal penghormatan masyarakat dan sebagainya itu akan datang dengan sendirinya.
4. Buatlah daftar dan data anggota kelompok binaan tetap Anda. Ini menjadi penting untuk memperlancar tugas Anda memantau perkembangan mereka.
5. Buatlah jadwal Anda melakukan binaan rutin selama periode tertentu (tri wulan, semester, atau tahunan). Hal ini memudahkan Anda jika akan melakukan rencana yang di luar jadwal rutin. Ingat, bagi seorang penyuluh jangan terlalu mudah membuat alasan yang menyebabkan ia menomor duakan jadwal rutin menyuluhnya.
6. Setiap kali Anda akan melakukan penyuluhan, jangan lupa buatlah :
a. RKO (Rencana Kerja Operasional)
b. Blangko (sementara) rekapitulasi pelaksanaan penyuluhan tahunan
c. Naskah penyuluhan
d. Daftar hadir peserta penyuluhan
7. Setiap kali Anda usai melakukan penyuluhan, jangan lupa buatlah :
a. Laporan mingguan
b. Rekapitulasi pelaksanaan penyuluhan dengan blangko (sementara) yang sudah Anda buat
c. Lakukanlah kegiatan bimbingan dan konsultasi, baik secara kelompok maupun perorangan, dan jangan lupa setiap kegiatan tersebut diadministrasikan.
8. Biasakan untuk menulis makalah ilmiah, lalu paparkanlah dalam forum tertentu, dan jangan lupa administrasikan .
9. Jika ada kesempatan mengikuti kegiatan kedinasan, baik sektoral maupun lintas sektoral ikutilah secara amanah, terlebih jika Anda diberi perintah khusus dari atasan. Jangan lupa administrasikan.
10. Jangan pernah anggap sepele berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Pokjaluh, baik tingkat Provinsi maupun (terlebih) tingkat kabupaten Anda, betapapun menurut Anda kegiatan tersebut terlalu rutinitas, tidak menarik dan sebagainya. Sebab Pokjaluh adalah air yang paling sehat bagi ikan-ikan penyuluh.
11. Sesama penyuluh adalah saudara Anda, maka jangan pernah membuka aibnya, jika tak dapat menutupinya jangan pernah membicarakannya.
12. Nikmatilah tugas lapangan Anda, tapi jangan lupa dengan tugas administrative di belakang meja, terutama laporan bulanan dan PAK.
13. Jika Anda telah berhasil, bahkan sukses, bersyukurlah dengan berbagi ilmu dan pengalaman pada saudara Anda yang lain. Jangan mengkufuri nikmat dengan cara merahasiakan kesuksesan dari saudara Anda.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Kiat-kiat Tersebut
Tidak selamanya hidup ini mudah dan tak selalu menjadi sulit, banyak faktor yang terkadang mempermudah dan memperlancar tapi tak jarang pula yang mempersulit dan bahkan menghambat. Yang pasti, semua faktor tersebut mempunyai hikmah kebaikan, yakni membuat kita selalu bersyukur dalam semua yang kita sukai dan bersabar dalam yang menyusahkan. Dalam konteks inilah hidup itu bisa dinikmati.
Adapun faktor-faktor pengaruh yang sangat penting untuk dicermati adalah :
1. Faktor Kemampuan Subyektif
Ialah kemampuan subyektif seorang penyuluh dalam memainkan perannya sebagai penyuluh, hal ini menyangkut kemampuan menata diri, baik dalam hal kematangan kepribadian, kesungguhan aksi, maupun memanaj pekerjaan.
2. Faktor Obyektif
Yang dimaksudkan di sini adalah realitas yang dihadapi oleh penyuluh, baik tugas operasional di lapangan, maupun tugas administratif di belakang meja. Dalam hal ini setiap penyuluh harus memahami tupoksinya, mampu memilah dan memilih skala prioritas, dan memilih posisi yang tepat untuk dirinya di setiap lingkungan.
3. Faktor Kesesuaian
Yakni kesesuaian antara kesesuaian antara faktor obyektif dan subyektif. Dalam masalah ini setiap penyuluh wajib menjadi dirinya sendiri sehingga mampu menyesuaikan dirinya dengan realitas yang ada. Dengan begitu ia dapat menikmati hidup ini. Ingat : penderitaan yang paling besar adalah derita karena ingin menjadi orang lain.
4. Faktor Lingkungan
Yakni lingkungan keluarga, masyarakat, kantor, instansi, dan lainnya. Sebagai penyuluh yang baik, setiap kita harus dapat menyesuaikan diri, menikmati, memberi manfaat, dan tetap istiqomah menjadi penyuluh (berkepribadian penyuluh yang baik). Jika terpaksanya menjadi teladan, janganlah larut menjadi yang tersuluh karena keterpurukan kepribadian kita. Na’udzubillahi mindzalik.

BAB III
PENUTUP

Penyuluh memang tidak sama dengan da’i dan muballigh, dalam artian bahwa seorang penyuluh lebih mudah untuk menjadi da’i atau muballigh tetapi sebaliknya da’i atau muballigh belum tentu mampu menjadi seorang penyuluh yang baik.
Menikmati profesi dan tugas sebagai penyuluh tentu tak mustahil kita rasakan jika kita-kiatnya sederhana dan realistis, selain itu juga dapat mensiasati semua faktor pengaruhnya. Adapun kiat-kiat dalam makalah ini adalah masukan yang sangat berharga bagi setiap penyuluh dalam mencapai kebutuhan dan keinginan tersebut. Semoga memberikan kemudahan yang dapat dimanfaatkan oleh penyuluh. 

***
Dipresentasikan pada Diskusi, Konsultasi dan Bagi Pengalaman Menyusun PAK untuk Penyuluh Baru Kabupaten Sleman (Sabtu, 23 Januari 2010, di Cangkringan)

DAFTAR PUSTAKA

1. Keputusan Bersama Menteri Agama dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : 574 Tahun 1999, Nomor : 178 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya.

2. Bidang Penamas Kanwil Departemen Agama Prop. DIY, Buku Pedoman Penyuluh Seri I, Yogyakarta, 2005


0 komentar:

Posting Komentar